Sudah berapa kali rakyat ini harus
menerima pembodohan dari pemerintahan SBY, terbukti lagi-lagi menaikan
BBM dengan alasan demi rakyat. Padahal kalau rakyat di negeri ini ingat
boleh saja menagih janji terhadap SBY, dimana saat kenaikan BBM pada
tahun 2005 seperti yang dimuat berbagai surat kabar SBY pernah berjanji
tidak akan menaikan harga BBM.
Mungkin
kata pepatah bisa saja terjadi yakni “Lidah tak bertulang”, sejak
memasuki era pemerintahan SBY dalam satu tahun saja sudah dua kali
menaikan BBM pada tahun 2005 yang pertama harga BBM dinaikan 22 sampai
47 persen dan kedua rakyat lebih menjerit lagi dengan konsekuensi 126
persen kenaikan BBM dengan selusin alasan. Dan saat ini kembali SBY
mengagendakan kenaikan BBM sebesar 33 persen pada awal bulan depan.
Kalau
bisa dikata sekaligus jangan sampai rakyat ini terus saja dibiarkan
menangis dalam kegelisahan arus politik yang tidak menentu. Berbagai
kalangan mencoba memberikan apresiasi guna mengevaluasi dampak sosial
dari kenaikan BBM. Namun, parahnya pemerintahan SBY malah menganggap
suatu bagian dari demokrasi dimana kritikan tajam ataupun sebaliknya
hanya bagian dari pro dan kontra yang lebih ironis hal tersebut dianggap
wajar-wajar saja. Sepertinya teriakan anak bangsa dari berbagai daerah
sejurus dengan kenaikan BBM tiada gunanya. Pemerintahan SBY punya alasan
cukup sederhana dengan berasumsi seperti era kenaikan BBM sebelumnya
dengan mengambil dasar kenaikan harga minyak dunia melebihi angka USD
100 per barel.
<p>Your browser does not support iframes.</p>
Mungkin pemerintahan SBY hanya bertumpu pada kenaikan
harga minyak dunia, mengapa demikian dangkalnya tanpa bisa berkutik dari
persoalan yang sama. Apakah tidak ada jalan lain, tanpa menaikan BBM.
Dilain sisi rakyat bagaikan obyek empuk dari resiko kenaikan BBM. Untuk
kali ini mungkin SBY bisa saja mendapatkan pertanyaaan jitu yang patut
untuk dijawab. Seperti dengan kenaikan BBM atau mencabut subsidinya,
rakyat akan diberikan kompensasi BLT. Yang pertama apakah pemerintahan
SBY sudah mengalami kesulitan mencari kepercayaan dari rakyat disaat
orang-orang sekitarnya terjerembab persoalan korupsi…..?. Serta yang
kedua dengan memberikan kesejahteraan langsung ke rakyat bisa
mengembalikan citranya kembali dimana rakyat menilai SBY mengerti
rakyat.
Pemerintah mengatakan bahwa kenaikkan BBM akan membuat
pemerintah hemat 25-30 trilyun dan akan dikeluarkan kompensasi berupa
BLT sebesar 25 trilyun. Ini memperlihatkan tidak ada bedanya naik atau
tidaknya BBM untuk APBN, toh besar hematnya juga dikembalikan untuk
rakyat. Seandainya saja SBY mau sedikit tahu tentang alam yang
terkandung di negeri ini kemungkinan besar ada langkah lain yang bisa
ditempuh asal dengan pro aktif. Seperti kata para ahli geologi yang
menyebutkan cadangan minyak bumi di Indonesia diperkirakan 4 miliar
barel. Apalagi produksi minyak RI hanya sekitar 945.000 barel per hari.
Bayangkan saja seandainya regulasi dinegeri ini agak sedikit
dilonggarkan bukan kata tidak mungkin para investor enggan justru
sebaliknya. Investor perlu dirangsang dengan berbagai tawaran yang cukup
menarik misalkan saja pemerintahan ini memberikan insentif bagi
investor yang mampu mengembangkan potensi migas serta meningkatkan
pengekplorasian sumber-sumber migas yang terbaru.
Penulis : Poerwanto
No comments:
Post a Comment
kalo kamoe-kamoe tertarik, kasih dong komentar....